Kesadaran Diri dan Kaitannya Dengan Implementasi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan

Penulis

  • Mely Novasari Harahap STAI UISU Pematangsiantar

DOI:

https://doi.org/10.1432/tarbiyah.v4i1.192

Kata Kunci:

Kesadaran diri, Pembentukan Karakter, Peduli lingkungan

Abstrak

Tulisan ini membahas pentingnya kesadaran diri dalam menerapkan budaya senyum, sapa, salam, sopan dan santun di berbagai konteks, baik di tempat kerja, pendidikan, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Kesadaran diri pada individu merupakan kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengendalikan emosi serta perilaku mereka sendiri dalam interaksi sosial. Dengan meningkatkan kesadaran diri, individu mampu menerapkan prinsip-prinsip budaya senyum, sapa, salam, sopan dan santun yang pada gilirannya memperbaiki komunikasi, memperkuat hubungan antarpribadi, dan menciptakan suasana yang lebih positif. Ketika hampir semua unit pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran menjalankan visi dan misi mereka, beberapa fenomena ditemukan di lapangan yang menunjukkan bahwa generasi berikutnya atau peserta didik kurang memiliki karakter. Pengalaman belajar di sekolah yang jelas dirancang untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dirasakan kurang 'menyentuh' bagi para peserta didik. Hal ini terkait dengan pembelajaran sikap dan, lebih khusus lagi, dimulai dari sesuatu yang sederhana namun sulit untuk diterapkan, yaitu memiliki kesadaran yang baik. Pembelajaran sikap yang dimaksud adalah pengalaman belajar yang terkait dengan bidang sikap, yang mencakup pelatihan kesadaran diri, pemahaman multikultural, dan penguasaan keterampilan hidup.

Article Metrics

Abstract Views: 17
File Views: 4

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Dariyo, A. (2016). Peran self awareness dan ego support terhadap kepuasan hidup remaja Tionghoa. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, 15(2), 254–274.

Akbar, M. (2018). Hubungan relijiusitas dengan self awareness mahasiswa peserta didik Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam (Konseling) UAI. Journal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, 4(4).

Brown, D., & Srebalus, D. J. (1988). An introduction to the counseling profession. Boston: Allyn and Bacon.

Daryanto, & Darmiatun. (2013). Implementasi pendidikan karakter di sekolah. Yogyakarta: Gava Media.

Elda, T., Tazkiyah, A. Y., & Amelia, R. (2019). Self-awareness training untuk menghadapi fenomena pernikahan dini. Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, 1(1), 49–50.

Flurentin, E. (2001). Konseling lintas budaya. Malang: FIP UM.

Laila, M., & Meri, M. (2016). Hubungan self-awareness dengan kedisiplinan peserta didik kelas VIII di SMA Wiyatama Bandar Lampung. Jurnal Bimbingan dan Konseling.

Lickona, T. (2015). Mendidik untuk membentuk karakter: Bagaimana sekolah dapat mengajarkan sikap hormat dan tanggung jawab. Jakarta: Bumi Aksara.

Najib, M., et al. (2016). Manajemen strategik pendidikan karakter bagi anak usia dini. Yogyakarta: Gava Media.

Fathurrohman, P., et al. (2013). Pengembangan pendidikan karakter. Bandung: Refika Aditama.

Rahman, A. H. (2013). Pengembangan edukasi berbasis pembangunan karakter pada materi pelestarian lingkungan. Unnes Journal of Biology Education, 2(2), 148–154.

Adinda, T. P., Aryanto, C. B., & Tunjungsari, L. H. (2020). Gambaran self-awareness perawat instalasi gawat darurat di Jakarta. Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology, 7(1), 40.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga. Retrieved from https://inlislite.uin-suska.ac.id/opac/detailopac?id=19699

Diterbitkan

30-06-2025

Cara Mengutip

Harahap, M. N. (2025). Kesadaran Diri dan Kaitannya Dengan Implementasi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan. TARBIYAH: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Pengajaran, 4(1), 389–396. https://doi.org/10.1432/tarbiyah.v4i1.192

Terbitan

Bagian

Artikel